Memasukitahun ke-sembilanku menjadi guru, aku masih sama dengan saat pertama kali ditempatkan di sekolah ini. Aku bersemangat saat anak-anak bimbinganku menjadi lebih baik, bukan hanya dari aspek pengetahuan melainkan juga aspek sikap. Ini cerita guru tentang harapan untukku dan untuk anak-anakku.
- Kita banyak menaruh harapan kepada guru untuk membantu mendidik anak agar siap menghadapi masa depan. Indonesia pun membutuhkan generasi masa depan yang cemerlang untuk menghadapi persaingan global. Pada Hari Guru Nasional, sejumlah guru dari generasi milenial juga menaruh harapan kepada pemerintah, orangtua, serta seluruh insan mewawancarai sejumlah guru-guru millenial yang kini terjun mendidik di pendidikan formal. Berikut rangkuman harapan-harapan muncul dari guru-guru generasi milenial. 1. Pendidikan menonjolkan karakter Guru SMAN 5 Bogor, Zafira Andini Muzzamil 22 berharap siswa sadar bahwa ilmu pengetahuan yang dipelajari selama di sekolah bukan untuk membantu masuk ke perguruan Zafira, ilmu pengetahuan yang dipelajari sekarang adalah modal untuk menjalani hidup. Baca juga Hari Guru Nasional 2019, Milenial Jadi Guru Itu Keren! "Agar kamu tahu siapa diri kamu, kamu punya identitas yang khas, agar siswa unik, beragam, berwawasan, dan berkarakter," ujar Zafira saat dihubungi Zafira menyebutkan setiap anak itu punya karakter. Menurutnya, pendidikan seharusnya bisa menonjolkan karakter setiap anak. "Ada sisi unik keluar, maka ada nilai-nilai toleransi di sana. Ada juga sisi kreatif. Di situlah pendidikan seharusnya menciptakan hal itu," tambah Zafira. 2. Bebas berkreasi dan berinovasi Guru Semut-Semut The Natural School Depok, M. Fuad Rizqi Ramadhan 23 berharap sekolah-sekolah bisa lebih membebaskan guru dan murid lebih berekspresi.
Tujuanpenelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) bagaimana kemampuan guru menerapkan model Talking Stick dalam pembelajaran matematika siswa kelas VII pada materi operasi hitung bilangan bulat, (2) bagaimana aktivitas siswa kelas VII dalam pembelajaran matematika dengan model Talking Stick, (3) bagaimana hasil belajar siswa kelas VII sebelum dan sesudah diajar dengan model Talking Stick, (4
Per 11 Maret 2020, organisasi kesehatan dunia WHO mengumumkan secara resmi bahwa wabah penyakit yang ditimbulkan dari virus corona ini menjadi pandemi global. Tak pernah dibayangkan sebelumnya, kehadiran wabah akibat virus mematikan ini pun sangat menghancurkan seluruh sendi-sendi kehidupan manusia. Tak terkecuali dunia pendidikan. Pada awalnya kita sebagai generasi muda, menikmati belajar setiap hari di sekolah atau kampus dengan tatap muka bersama tenaga pengajar. Namun kini, semuanya benar-benar berubah. Perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dari pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran daring membuat kita 'setengah mati' mengikuti arusnya. Ditambah banyaknya hambatan yang pastinya pernah dirasakan oleh hampir seluruh pelajar di dunia, terutama usai hingga menjelang 2 tahun ini, secercah harapan dari kami, si pelajar, digaungkan untuk menjadi tonggak semangat dalam meneruskan kehidupan negara. Harapan yang nantinya akan terus kami perjuangkan untuk mencapai IndonesiaPulih. 1. Persatukan tekad demi masa depan Indonesiailustrasi pelajar Indonesia husniatisalmaDari Sabang sampai Merauke, terbentang banyaknya alam dan budaya yang menjadi ciri khas Indonesia. Adanya perbedaan di setiap daerah menjadikan bukti nyata bahwa Indonesia memang lah sebuah negara yang sangat kaya. Bukan hal yang mudah untuk menyadari betapa pentingnya nilai persatuan demi masa depan bangsa. Jika dimulai dari diri kita sendiri, tentunya cita-cita negara dapat pula kita capai. Di masa pandemi COVID-19 ini, kami si pelajar, mengharapkan sebuah persatuan tekad. Tekad untuk rajin menuntut ilmu, tekad untuk mempersiapkan bahwa masa depan Indonesia ada di tangan kita. Dengan menyatunya seluruh tekad kita sebagai pelajar, dapat diharapkan agar menjadi modal awal Indonesia dalam menyongsong masa Pemerataan kualitas ilmu pengetahuan untuk seluruh pelajar, kota hingga pelosok desailustrasi anak Indonesia yansphotobookTak dapat dipungkiri lagi jika kehidupan di kota dan desa sangat jauh berbeda. Hal yang sering dijumpai di kota, belum tentu bisa ditemui di desa. Begitu juga yang terjadi dalam dunia pendidikan di ilmu pengetahuan sangat lah penting. Bukan hanya mengunggulkan bibit yang telah unggul, tapi tentang memoles bibit sejak 0 hingga menjadi unggul. Begitu juga dengan tenaga pengajar yang berperan sangat besar dalam dunia pendidikan. Asupan pendidikan bagi kami, adalah hal yang perlu diratakan. Apalagi di dalam kondisi pandemik ini, dengan semua latar belakang yang ada, tak semua dari kita mampu. Hal inilah yang kemudian seharusnya menjadi perhatian bagi pemerintah untuk mampu menciptakan keadaan yang seimbang terutama di dunia pendidikan. Baca Juga IDN 6 Tahapan dalam Menjaga Produktivitas di Masa Pandemik 3. Bantuan pendidikan untuk pelajar di masa pandemikilustrasi sekolah dead____artistVirus corona telah melanda bumi pertiwi dalam dua tahun ini, bukannya usai namun kini kita semakin dicambuk-cambuk oleh pahitnya kenyataan. Orang yang disayangi pamit satu persatu, kesehatan mental dan jiwa yang terancam dan kehidupan ekonomi yang selalu tak menentu. Tak semua kalangan masyarakat mampu menghadapi situasi sulit seperti sekarang ini. Apalagi soal pemenuhan kebutuhan pelajar bagi kami. Kuota internet yang dibutuhkan bukan lagi hal yang kecil, mengikuti kelas online selama berjam-jam membutuhkan banyak Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia merilis kebijakan, yakni sumber pendanaan untuk pendidikan adalah 20% dari APBN yang di mana berarti senilai Rp81,5 triliun. Kami dengan segenap hati, sangat berharap jika angka-angka besar itu dapat dibagikan secara merata. Kami tak ingin, teman-teman yang seharusnya sangat membutuhkan justru tak mendapatkan apa yang menjadi haknya. Tak masuk pada kantong mereka yang serakah, pemerintah-Bapak Presiden Joko Widodo harus mengawasi berjalannya anggaran tersebut agar kita semua dapat menikmatinya dengan baik tanpa perlu merasa 'dicurangi'.4. Perbaikan terhadap sistem pendidikan yang adailustrasi sekolah di Indonesia husniatisalmaDalam dunia pendidikan Indonesia, kita dituntut untuk mencari nilai sebesar-besarnya, bukan untuk meningkatkan kualitas ilmu pengetahuan yang sebanyak-banyaknya. Kurikulum yang diterapkan terasa begitu berat bagi kami, ditambah dengan kondisi sekarang ini, kami rasa semuanya mustahil hanya dengan 'menonton' melalui layar komputer ataupun sangat berharap Indonesia ke depannya mampu memperbaiki sistem pendidikan yang ada. Bukan hanya soal mencari nilai, melainkan juga tentang kualitas dari ilmu pengetahuan yang telah dipelajari. Kami yakin apabila sejak dini kami difokuskan dengan bidang yang kita kuasai, tenaga Sumber Daya Manusia SDM kita pasti bisa bersaing dengan pihak Peningkatan kualitas jaringan internet untuk penyebaran pengetahuanilustrasi mencari ilmu pengetahuan glenncarstenspetersDi zaman yang serba canggih ini rasanya tak asing lagi dengan yang namanya jaringan. Apalagi dalam suasana pandemik COVID-19 seperti ini, kita dituntut untuk selalu memanfaatkan perangkat yang ada dalam mencari ilmu pengetahuan. Tetapi sayangnya, kualitas jaringan yang ada di tiap daerah sangat berbeda dengan wilayah perkotaan. Kami yang menjajal di desa, harus menaiki gunung agar mendapatkan ironi jika dibayangkan bagaimana kehidupan pelajar di kota dan di desa. Kami harap Indonesia segera bangkit dari sakit ini dan satu persatu mulai memperbaikinya kembali. yang kami gaungkan ini menjadikan cerminan bahwasanya masih banyak yang harus diperbaiki di Indonesia. Meski dalam kondisi seperti ini, kami juga percaya Indonesia adalah negara yang cerdas dan mampu melalui semuanya. Jaga kesehatan selalu dan tetap meningkatkan kualitas diri, ya. Merdeka Indonesia-ku! Baca Juga IDN 5 Hal yang Jadi Pengalaman Kami Tim Garda Terakhir COVID-19 IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis. Padahari Senin, 23 Agustus 2021 SMA Bhakti Tunas Harapan mengadakan webinar untuk para siswa dan orang tua/wali. Webinar dilaksanakan dengan kerja sama dari Puskesmas Jurangombo, Kota Magelang. Baik itu perkenalan dengan sesama siswa baru, senior, guru, hingga karyawan lainnya di sekolah itu. Tak terkecuali pengenalan berbagai macam Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Guru merupakan ujung tombak kemajuan pendidikan di Indonesia. Di pundaknya beban berat ditumpukan baik oleh orang tua siswa, pemangku kebijakan dan masyarakat secara luas. Seakan pendidikan di Indonesia melupakan fungsi Tri Pusat Pendidikan -guru/sekolah, orangtua dan tri pusat pendidikan tri pusat pendidikan bersinergi demi tercapainya kemajuan bangsa dan negara. Namun kenyataannya kebanyakan orang tua dan masyarakat kurang mendukung langkah guru untuk memajukan hal tersebut tidak bisa sepenuhnya dipersalahkan. Apalagi jika siswa bersekolah di daerah pinggiran di mana profesinya sebagai petani, buruh, hampir dapat dipastikan bahwa mereka akan kesulitan membimbing anak-anaknya untuk belajar. Kita lihat saja, misalnya untuk materi pelajaran pada jenjang pendidikan dasar, materi disampaikan secara tematik. Pada materi ini siswa dituntut untuk kreatif, mandiri dalam belajar. Oke, jika dilaksanakan di sekolah atau lingkungan perkotaan, mungkin langkah ini bisa berjalan lancar. Namun jika di desa, jangankan membimbing, membaca materi pelajaran sudah sulit dan rumit. Mereka lebih memikirkan bagaimana bisa menyambung juga UN Diganti Apapun, Harapan Guru dan Siswa Nyaman BelajarDalam posisi tersebut, orangtua siswa jelas "pasrah bongkokan" atau pasrah 100% pendidikan anak kepada pihak sekolah. Guru mau tidak mau mengikuti ritme keinginan orangtua. Meski hal tersebut sangatlah nantinya kegagalan pendidikan akan ditujukan bagi mereka. Dinas akan memberikan warning kepada sekolah yang pendidikan siswanya tidak mencapai target. Dengan niat berbakti dan cinta kepada negeri, guru melaksanakan ketugasan itu. Di samping melaksanakan tugas pengerjaan laporan BOS, operator sekolah, dan tetaplah berharap kemajuan pendidikan di Indonesia karena mereka sadar bahwa kesuksesan pendidikan akan membawa kemajuan negara. Guru akan bangga jika negara bisa "berbicara" atau berprestasi dalam kancah mewujudkan kemajuan bangsa dan negara, guru memiliki mimpi dan harapan tertentu dalam proses pembelajaran. Apa saja impian dan harapan guru? 1 2 3 Lihat Pendidikan Selengkapnya Guruadalah sosok manusia yang harus memiliki kualifikasi berbagai kemampuan yang akhirnya akan tercantum dalam karakter pribadi ing ngarso sung tuladha,ing madya mangun karsa,tut wuri handayani. [1] Karena dalam tugasnya seorang guru memiliki dua peranan ganda yaitu sebagai pendidik sekaligus sebagai pengajar. [2] Sesuai dengan harapan membangun karakter dan moralitas anak bangsa, seorang Iustrasi kata-kata harapan untuk sekolah. Sumber Unsplash/ Annie SprattMemasuki tahun ajaran baru, biasanya pihak sekolah akan mengadakan acara kumpul bersama semua siswa. Dalam kesempatan itu, biasa siswa akan diminta untuk memberikan kata-kata harapan untuk sekolah yang bisa memacu semangat para siswa dan juga tersebut biasanya meliputi kesan dan pesan dari siswa kepada pihak sekolah untuk bisa meningkatkan berbagai fasilitas demi menunjang kegiatan belajar dan Harapan untuk SekolahIlsutrasi kata-kata harapan untuk sekolah. Sumber Unsplash/ Kenny EliasonDikutip dari buku karya Affa Azmi Rahma Nada dkk berjudul Praktik Gerakan Sekolah Menyenangkan 312, 2021, sekolah merupakan salah satu pendidikan yang ada dalam lingkungan heran banyak siswa yang memiliki harapan besar untuk sekolah di mana merupakan tempat untuk menimba ilmu. Untuk menyampaikan hal tersebut, berikut kata-kara harapan untuk sekolah yang bisa memacu semangat memiliki harapan yang begitu besar untuk sekolah ini, semoga tempat ini tidak hanya membentuk siswa-siswa yang ambisius terhadap nilai angka, akan tetapi juga bisa membentuk siswa-siswa yang berakhlak, cerdas, peduli, dan memiliki mental yang harapan saya terhadap tempat di mana saya menimba ilmu ini. Semoga sekolah tetap memberikan ruang bagi para siswa untuk dapat berekspresi secara bebas tanpa merasa minder dan saya untuk sekolah ini adalah agar terus mempertahankan nilai-nilai moral dan budaya dalam mendidik siswanya. Semoga sekolah ini terus meningkatkan program-program kegiatan pembelajarannya agar siswa semakin aktif dan menjadi lebih baik sekolah ini terus mengajarkan hal-hal baik sesuai visi-misinya. Saya juga berharap agar sekolah bisa lebih memberikan perhatian kepada para siswa agar bisa menyesuaikan pembelajaran dengan keadaan masing-masing berharap agar sekolah tidak hanya memfokuskan siswa untuk mengejar nilai dalam bentuk angka, tetapi juga dalam bentuk karakter. Karena selain cerdas, orang hebat juga perlu memiliki akhlak yang saya adalah semoga sekolah dapat membangun suasana yang nyaman dan hangat sehingga dapat menjadi rumah kedua bagi para pertama kali masuk ke sekolah ini, saya berharap para pelaksana pembelajaran seperti guru dan staf pengajar lainnya untuk bisa melakukan pendekatan kepada siswa yang tidak memiliki kepercayaan diri untuk bisa menunjukkan saya untuk sekolah ini supaya bisa tetap menjaga kredibilitas serta terus menjadi sekolah yang mencetak siswa-siswa berprestasi baik dalam bidang akademik maupun bidan berharap agar sekolah bisa lebih memberikan fasilitas untuk mengembangkan bakat-bakat terpendam dari para siswa di tempat ini. Karena sekolah ini ternyata memiliki banyak sekali siswa berbakat yang bisa mengharumkan nama berharap agar sekolah ini dapat selalu berbenah dan berkembang menjadi lebih baik, sehingga banyak siswa baru yang tertarik untuk bisa masuk ke sekolah referensi kata-kata harapan untuk sekolah yang bisa memacu semangat para siswa dan guru dalam hal belajar dan mengajar. Semoga bermanfaat. IND Sekolah Pelita Harapan (SPH) melalui program SPH Breakthrough Scholarships membuka pendaftaran bagi siswa terbaik kelas 7 hingga kelas 11 untuk dapat menempuh pendidikan bertaraf internasional di SPH. Program SPH Breakthrough Scholarship memungkinkan siswa memiliki berbagai peluang dalam membangun kredensial mereka sejak di bangku sekolah, sehingga kesempatan untuk berkuliah di
Guru Berkomunikasi dengan Kelas. ColorBlind Images/ Bank Gambar/ Getty Images Banyak guru gagal memberi tahu siswa dengan tepat apa yang mereka harapkan dari mereka. Salah satu kunci untuk membuat siswa berhasil adalah menjadi benar-benar transparan dengan mereka tentang harapan Anda . Namun, tidak cukup hanya menyatakan harapan Anda di awal tahun ajaran. Berikut adalah 10 cara Anda dapat berkomunikasi dan memperkuat harapan Anda kepada siswa setiap hari. Pasang Harapan di Sekitar Ruangan Sejak hari pertama kelas, harapan untuk keberhasilan akademis dan sosial harus terlihat oleh publik. Sementara banyak guru memposting aturan kelas mereka untuk dilihat semua orang, itu juga merupakan ide bagus untuk memposting harapan Anda. Anda dapat melakukannya melalui poster yang Anda buat mirip dengan yang mungkin Anda gunakan untuk aturan kelas, atau Anda dapat memilih poster dengan kutipan inspirasional —kata-kata yang memperkuat harapan Anda seperti "Pencapaian tinggi selalu terjadi dalam kerangka harapan yang tinggi." Mintalah Siswa Menandatangani "Kontrak Prestasi" Kontrak prestasi adalah kesepakatan antara guru dan siswa. Kontrak tersebut menguraikan harapan khusus untuk siswa tetapi juga mencakup apa yang dapat diharapkan siswa dari Anda seiring berjalannya tahun. Meluangkan waktu untuk membaca kontrak dengan siswa dapat mengatur nada yang produktif. Siswa harus menandatangani kontrak, dan Anda juga harus menandatangani kontrak secara terbuka. Jika mau, Anda juga dapat mengirim kontrak ke rumah untuk mendapatkan tanda tangan orang tua untuk memastikan bahwa orang tua diberi tahu. Kenali Siswa Anda Hubungan guru-murid yang positif dapat menginspirasi siswa untuk belajar dan berprestasi. Pada awal tahun ajaran Pelajari nama siswa pada akhir minggu pertama. Terhubung dengan keluarga. Bagikan tujuan akademik dan sosial untuk tahun ini. Jika Anda mengizinkan siswa untuk melihat Anda sebagai orang yang nyata dan Anda terhubung dengan mereka dan kebutuhan mereka, Anda akan menemukan bahwa banyak yang akan mencapai hanya untuk menyenangkan Anda. Bertanggung jawab Sangat sedikit yang bisa terjadi jika Anda memiliki manajemen kelas yang buruk . Guru yang membiarkan siswa mengganggu kelas biasanya akan melihat situasi kelas mereka dengan cepat memburuk. Sejak awal, jelaskan bahwa Anda adalah pemimpin kelas. Perangkap lain bagi banyak guru adalah mencoba berteman dengan siswa mereka. Meskipun bersahabat dengan siswa Anda adalah hal yang baik, menjadi seorang teman dapat menimbulkan masalah dengan disiplin dan etika. Agar siswa memenuhi harapan Anda, mereka perlu tahu bahwa Anda adalah otoritas di kelas. Tapi Beri Mereka Ruang untuk Belajar Siswa membutuhkan kesempatan untuk menunjukkan apa yang telah mereka ketahui dan dapat mereka lakukan. Sebelum melakukan pelajaran, periksa pengetahuan sebelumnya. Bahkan ketika siswa mengalami ketidaknyamanan karena tidak tahu, mereka belajar bagaimana mengatasi suatu masalah. Hal ini penting karena siswa perlu menjadi lebih baik dalam pemecahan masalah sehingga mereka akan memiliki kesempatan untuk mengalami kepuasan pribadi dalam menemukan solusi. Jangan langsung masuk dan membantu siswa yang kesulitan hanya dengan memberikan jawaban atas pertanyaan mereka; sebaliknya, bimbing mereka untuk menemukan jawaban bagi diri mereka sendiri. Jadilah Jelas dalam Arah Anda Sangat sulit, jika bukan tidak mungkin, bagi siswa untuk mengetahui harapan Anda tentang perilaku, tugas, dan tes jika Anda tidak mengungkapkannya dengan jelas sejak awal. Jaga agar petunjuk tetap singkat dan sederhana. Jangan jatuh dalam kebiasaan mengulangi instruksi; sekali harus cukup. Siswa dapat memahami apa yang perlu mereka pelajari dan lakukan untuk menjadi sukses jika Anda menjelaskan secara singkat, dan to the point, apa yang Anda harapkan untuk setiap tugas. Buat Dialog Tertulis Alat yang hebat untuk memastikan bahwa siswa merasa terhubung dan diberdayakan adalah dengan membuat alat dialog tertulis. Anda dapat memiliki tugas berkala untuk diselesaikan siswa atau jurnal bolak-balik yang berkelanjutan . Tujuan dari jenis komunikasi ini adalah agar siswa menulis tentang apa yang mereka rasakan di kelas Anda. Anda dapat menggunakan komentar mereka—dan komentar Anda sendiri—untuk membimbing mereka sambil memperkuat ekspektasi Anda. Memiliki Sikap Positif Pastikan bahwa Anda tidak memendam bias tertentu terhadap pembelajaran siswa . Kembangkan mindset berkembang dengan membantu siswa Anda percaya bahwa mereka dapat mengembangkan, dan bahkan meningkatkan, kemampuan paling dasar mereka. Berikan umpan balik positif dengan menggunakan frasa termasuk "Tunjukkan lebih banyak." "Bagaimana Anda melakukannya?" "Bagaimana kamu mengetahuinya?" "Sepertinya butuh banyak usaha." "Berapa banyak cara Anda mencobanya sebelum hasilnya seperti yang Anda inginkan?" "Apa yang kamu rencanakan selanjutnya?" Mengembangkan mindset berkembang dengan siswa menciptakan cinta belajar dan ketahanan. Bahasa Anda harus mendukung siswa dan membantu mereka percaya bahwa mereka dapat dan akan belajar. Dukung Siswa Anda Jadilah pemandu sorak bagi siswa Anda, beri tahu mereka sesering mungkin bahwa Anda tahu mereka bisa berhasil. Gunakan penguatan positif kapan pun Anda bisa dengan menarik minat mereka. Pelajari apa yang mereka suka lakukan di luar sekolah dan beri mereka kesempatan untuk berbagi minat ini. Biarkan mereka tahu bahwa Anda percaya pada mereka dan kemampuan mereka. Izinkan Revisi Ketika siswa melakukan pekerjaan yang buruk pada suatu tugas, beri mereka kesempatan kedua. Biarkan mereka merevisi pekerjaan mereka untuk mendapatkan kredit tambahan . Kesempatan kedua memungkinkan siswa untuk menunjukkan bagaimana keterampilan mereka telah meningkat. Revisi mempromosikan penguasaan pembelajaran. Dalam merevisi pekerjaan mereka, siswa mungkin merasa seolah-olah mereka memiliki kontrol lebih. Anda dapat memberi mereka bantuan tambahan—mengingatkan siswa tentang harapan Anda terhadap tugas atau proyek—dalam perjalanan mereka mencapai tujuan yang telah Anda tetapkan untuk mereka. Tonton Sekarang Aturan Kelas yang Bermanfaat
RefleksiAdalah ? Refleksi adalah kegiatan yang dilakukan dalam proses belajar mengajar dalam bentuk penilaian tertulis dan lisan (biasanya secara tertulis) oleh guru untuk siswa dan mengekspresikan kesan konstruktif, pesan, harapan dan kritik terhadap pembelajaran yang diterima. Bahasa yang paling sederhana dan termudah untuk dipahami adalah
Anita Lie, Guru Besar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Unika Widya Mandala Surabaya Sistem pendidikan di Indonesia sudah memperoleh beberapa capaian, di antaranya pemerataan angka partisipasi sekolah yang terus meningkat di berbagai daerah. Pada 2019 angka partisipasi sekolah meningkat menjadi 99,24% pada jenjang SD, 95,51% pada jenjang SMP, 72,36% pada jenjang SMA/SMK dan 25,21% pada jenjang pendidikan tinggi Namun harapan bagi para guru untuk membebaskan anak-anak bangsa dari kegelapan masih belum sepenuhnya tercapai. Semua pemangku kepentingan, terutama para guru masih harus bekerja keras untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Sebagaimana diperlihatkan secara kuantitatif dalam berbagai data asesmen tingkat internasional seperti TIMSS, PISA dan Indeks Pembangunan Manusia. Secara kualitatif dalam pengamatan beberapa pelaku dan pengamat pendidikan, prestasi akademik siswa Indonesia masih jauh di bawah rata-rata. Iklan Pada PISA 2018 yang ditujukan pada anak berusia 15 tahun, Indonesia menempati peringkat 72 pada tes membaca dan matematika, peringkat 70 dalam sains di antara 78 negara. Catatan ini menunjukkan bahwa 40 persen siswa di Indonesia mencapai level 2 atau lebih tinggi dalam bidang sains dibandingkan rata-rata OECD 78 persen. Menurut definisi PISA, pada level 2, siswa bisa menjelaskan fenomena sains dasar dan menilai validitas suatu kesimpulan berdasarkan data yang diberikan. Indonesia sudah berhasil meningkatkan angka partisipasi sekolah dalam dekade terakhir. Namun, masih ada tantangan dalam pembangunan manusia karena perbaikan kualitas manusia sampai dengan saat ini masih memprihatinkan. Selain skor PISA, beberapa studi lain juga menunjukkan kualitas sumber daya manusia Indonesia masih rendah. Studi mengenai kemampuan matematika yang diangkat dalam Kertas Kerja RISE A. Beatty dkk, Nov 2018 mencermati 5 gelombang data dari Indonesian Family Life Survey IFLS mulai 1993 terhadap lebih dari 30 ribu orang di 13 provinsi dan meneliti keterkaitan antara lama sekolah dan capaian belajar. Walaupun Indonesia berhasil meningkatkan angka partisipasi sekolah, namun masih ada kesenjangan serius antara kemampuan matematika peserta didik dengan apa yang seharusnya menjadi capaian belajar sesuai dengan kurikulum. Hanya 11 persen sampel yang telah lulus dari kelas 12 SMA/SMK bisa menjawab soal-soal numerik yang seharusnya diperuntukkan kelas 4. Seperti pembagian 2 digit 56/84, pengurangan pecahan 1/3-1/6, dan desimal 0,76-0,4-0,23. Temuan lain dari studi ini adalah kemungkinan lebih besar anak-anak dengan kemampuan numerik rendah berada di Indonesia Timur, di daerah pedesaan, lebih berumur, dan laki-laki. Rendahnya prestasi siswa sering dikaitkan dengan rendahnya mutu guru karena guru mempunyai peran sangat penting dan strategis dalam penyelenggaraan pendidikan. Ditengarai kekurangan minat di antara orang muda berkualitas untuk menjadi guru disebabkan salah satunya oleh minimnya jaminan kesejahteraan guru seiring dengan revolusi material dalam era globalisasi Lie, 2004, Priyono, 2005 dan Darmaningtyas, 2005. Namun fenomena rendahnya minat menjadi guru di kalangan orang muda telah berubah setelah 2005. Pada Era Reformasi, salah satu upaya strategis menjadikan profesi guru lebih dihargai dimulai dari Undang-Undang 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Pemberlakuan undang-indang ini menjanjikan perbaikan kesejahteraan guru melalui pemberian tunjangan profesi bagi guru yang sudah lulus sertifikasi dan telah mendorong banyak orang muda untuk memilih program studi guru. Ada peningkatan besar-besaran pada pendaftaran program-program studi keguruan sejak 2005. Sayangnya, kebijakan yang bertujuan meningkatkan profesionalisme guru ini tidak disertai dengan program menyeluruh untuk reformasi sistemik sehingga belum mencapai tujuan dengan optimal. Banyak Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan LPTK memanfaatkan momentum ini untuk menerima mahasiswa sebanyak-banyaknya. Tapi tidak cukup serius mengimbangi tindakan pragmatis ini dengan perbaikan proses pendidikan para calon guru. Pemberikan tunjangan sertifikasi tidak diimbangi dengan kinerja guru secara sistematis. Penelitian Bank Dunia terhadap pelaksanaan sertifikasi guru pada 2009, 2011, dan 2012 terhadap 240 SD dan 120 SMP meliputi guru dan 90 ribu siswa menunjukkan bahwa program sertifikasi guru oleh pemerintah belum meningkatkan prestasi guru dan siswa secara signifikan. Sertifikasi guru hanya efektif meningkatkan minat kaum muda memilih pendidikan sebagai calon guru. Menurut Mae Chu Chang, Head of Human Development Sector Indonesia, “Sertifikasi guru yang semestinya meningkatkan kesejahteraan dan kualitas guru agar terjadi peningkatan kualitas pendidikan di kelas dan sekolah ternyata tak berjalan seperti yang diharapkan. Prestasi siswa tak meningkat signifikan” Napitupulu, 2012. Program sertifikasi guru yang juga merupakan produk Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 dan Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada masa itu banyak disorot. Raka Joni 2007 menunjukkan adanya ’cacat ontologik’ dalam konsep kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional yang diturunkan dari Empat Pilar Belajar UNESCO. Menilai seorang guru dalam 4 kategori sama dengan ’memosisikan keempat kompetensi ortogonal satu sama lain.’ Sebagai ilustrasi, kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan, dan pelaksanaan pembelajaran, penilaian hasil belajar dan pengembangan peserta didik yang terangkum dalam kompetensi pedagogik akan lepas konteks jika tidak dikaitkan dengan kemampuan penguasaan materi pembelajaran. Demikian juga dengan dua kompetensi yang lain, kompetensi pribadi dan sosial. Tidak pernah jelas bagaimana menilai kompetensi pribadi dan sosial seorang guru. Sementara itu, persoalan konseptual pendidikan profesional guru masih belum terselesaikan, program sertifikasi melalui portofolio sudah langsung dijalankan untuk mendukung pelaksanaan Undang-Undang tentang Guru dan Dosen. Sungguh sangat absurd tindakan menggunakan berkas-berkas yang dikumpulkan dalam portofolio untuk menilai kompetensi seorang guru. Ketika guru-guru yang beruntung mendapatkan jatah, meraka berlomba-lomba mengumpulkan portofolio untuk memperoleh sertifikasi demi perolehan tunjangan profesi dan fungsional. Berbagai ekses keikut-sertaan dalam program pendidikan dan pelatihan hanya demi sertifikat, manipulasi berkas, dan kolusi antara pemilik portofolio dan penilai sangat menodai profesi guru dan bahkan melemparkan guru pada titik nadir dalam perjalanan profesinya. Kemudian program sertifikasi guru pun mengalami evolusi dari penilaian portofolio menjadi Pendidikan dan Latihan Profesi Guru PLPG pada 2011 dan selanjutnya pada 2018 menjadi Pendidikan Profesi Guru PPG Pra-Jabatan dan Dalam Jabatan yang berlangsung sampai sekarang. Sampai dengan akhir 2019, PPG Dalam Jabatan yang diselenggarakan oleh 57 LPTK telah melayani guru di seluruh Indonesia Direktorat Pembelajaran, Kemdikbud dan pada akhir 2020 telah meluluskan guru. Pemerintah tampaknya masih akan melanjutkan program PPG ini dalam beberapa tahun ke depan dan menargetkan penambahan 50 ribu guru profesional baru per tahun. Mengejar target jumlah perlu disertai dengan komitmen perbaikan mutu. Kelanjutan dari kelulusan guru dari PPG perlu dipikirkan dan difasilitasi agar guru bisa merdeka belajar dan menjadi penggerak sepanjang masa profesi mereka melalui program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan PKB. Beiringan dengan perjalanan PPG, Kemdikbudristek juga meluncurkan Program Guru Penggerak sebagai episode ke 5 Program Merdeka Belajar. Kemdikbudristek menargetkan Guru Penggerak di akhir 2024. Sekali lagi, untuk negara sebesar Indonesia dengan populasi termasuk populsi guru yang relatif besar, target jumlah memang tidak bisa diabaikan dan sangat perlu dilakukan. Bisa pula dipahami bahwa dalam banyak konteks, target jumlah seringkali berhadapan dengan tuntutan mutu. Segala upaya berupa kegiatan pelatihan dan program pengembangan profesi guru sudah dan masih harus terus dilaksanakan untuk perbaikan mutu guru. Upaya ini akan bisa efektif jika berangkat dari titik kesadaran guru yang mungkin masih harus berhadapan dengan budaya ketakutan yang selama ini sudah bercokol dalam profesi guru. Mengatasi Budaya Ketakutan Perubahan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dan perlu karena melalui perubahan, kehidupan tumbuh dan berkembang. Peran pendidikan dalam pembudayaan umat manusia adalah pembebasan peserta didik untuk melakukan perubahan dan pembaruan demi kehidupan. Perubahan masyarakat seharusnya dimulai di sekolah-sekolah karena di tempat inilah pemilik masa depan sedang dipersiapkan. Namun ironisnya, di sekolah peserta didik tidak banyak diberi kesempatan untuk merekonstruksi masa depan. Mereka bahkan diajar nilai-nilai kepatuhan serta belajar menyesuaikan diri dengan sistem, tatanan, norma, aturan, dan nilai yang sudah berlaku di masyarakat. Guru diposisikan sebagai perangkat dalam suatu sistem yang tidak cukup memberikan penghargaan bagi upaya pembaruan dan pembebasan, namun justru sangat menghargai tindakan pengukuhan aturan dan sistem. Pemosisian ini secara sistematis telah menciptakan dan memelihara budaya ketakutan di kalangan guru. Dunia pendidikan telah dibelenggu dan beroperasi dalam budaya ketakutan. Ketakutan guru terjadi secara multidimensional. Ketakutan terhadap sistem dengan segala perangkatnya termasuk penilaian terhadap peserta didik berupa ujian yang diselenggarakan oleh lembaga yang berkuasa, pengakuan atas profesionalitasnya berupa program sertifikasi, penilaian kinerja yang buruk dari kepala sekolah, jaminan atas kesejahteraan dan keberlanjutan karirnya telah menghambat guru untuk menjadi dirinya sendiri secara utuh. Penghapusan Ujian Nasional sebagai Episode Pertama Merdeka Belajar merupakan tonggak penting untuk memutus rantai ketakutan di antara para pemangku kepentingan bidang pendidikan. Pada saat artikel ini ditulis, Asesmen Nasional yang dirancang untuk pemetaan dan perbaikan mutu pendidikan secara nasional baru dilaksanakan satu kali pada September-Oktober 2021. Dampak penghapusan Ujian Nasional dan pemberlakuan Asesmen Nasional terhadap perbaikan mutu peserta didik masih perlu dikaji berdasarkan data-data perolehan. Lebih jauh lagi, keterbelengguan dalam sistem dan ketakutan terhadap kemiskinan juga membatasi guru untuk terus menggali, menjelajahi, dan menemukan nilai-nilai kebenaran dalam bidang ilmu yang diam. Secara lebih mendalam, ketakutan terhadap peserta didik dan dirinya sendiri telah membentengi guru dari panggilan untuk menyapa peserta didik dan membebaskan mereka untuk menemukan diri sendiri. Bahkan, sebagian guru memanfaatkan dan menggunakan ketakutan dalam diri peserta didik untuk mengendalikan proses belajar mengajar. Peserta didik takut terhadap ulangan dan ujian, takut terhadap hukuman, takut menjadi bahan cemooh teman-teman sekelas, dan takut tidak naik kelas. Ketakutan peserta didik inilah yang dijadikan sumber energi penegakan kekuasaan guru di kelas. Ketakutan peserta didik selanjutnya bergabung dengan ketakutan dari dalam guru sendiri untuk membuka hatinya sendiri dan menyapa hati peserta didiknya. Ketakutan para guru terhadap peserta didik telah mengenakan topeng apatisme terhadap perubahan dan sinisme terhadap kondisi peserta didik mutu input yang terus merosot dari tahun ke tahun, motivasi belajar yang rendah, latar belakang keluarga yang tidak mendukung, dsb. Ketakutan-ketakutan ini telah memisahkan guru dari peserta didik. Ketakutan adalah manusiawi dan jarak antara guru dan peserta didik akan selalu ada. Namun, betapapun lebar jarak tersebut, guru seharusnya berkomitmen untuk membangun jembatan dengan peserta didik bukan hanya karena peserta didik membutuhkan guru untuk membimbingnya dalam perjalanan menjadi manusia dewasa tapi juga karena guru membutuhkan pandangan dan enerji dari peserta didik untuk terus memperbaharui kehidupannya sendiri. Ikuti tulisan menarik Anita Lie lainnya di sini.
Makadari itu guru mempunyai peran yang besar dalam pembentukan kepribadian siswa. Untuk mendukung hal tersebut ada baiknya guru juga menguatkan kepribadian yang dimiliki. Hal sederhana yang dapat dilakukan guru untuk membangun kepribadian pada siswa sebagai berikut. Dalam hal ini seorang guru harus dapat memeberikan contoh kepada para siswanya.
HarapanGuru dan Harapan Siswa. (+1) Suatu saat kita akan memanggil anak-anak kita yang telah dewasa. Mereka kini telah menjadi seorang ulama, seorang dokter, seorang guru, se0rang yang bermanfaat tentunya. Mereka akan menggenggam masa depan, sehingga kita yang kemudian akan menjadi tua, dan hanya berhadap kepada yang muda.

MuktiHarapan, 18 Juti 2021 AE 200312 2 008 NIP 1 VI 2009041 005 K (Kurang): 1. C (Cukup): 2. B : 4 b. Penilaian pengetahuan dan koterampilan muatan mapel bahasa Indonesia. Guru meminta siSwa untuk berpamitan dan membcri salam kepada guru Saat pulang. E. SUMBER.ALAT DAN MEDIA PEMBELAJARAN Buku SiSwa Terna : Diriku Kelas I (Buku Tematik

MenurutRafael role playing dapat bermanfaat untuk: 1) mengajarkan kepada setiap anak bagaimana memahami perasaan orang lain, 2) mengajarkan kepada anak untuk mengontrol emosi, 3) mengajarkan tanggung jawab. 4) mengajarkan cara menghargai pendapat orang lain, dan 5) mengajarkan cara mengambil keputusan dalam kelompok. CATATANGURU. Catatan ialah kumpulan informasi dalam bentuk tulisan yang berisikan keterangan dan terarsipkan. fungsi catatan adalah sebagai rekaman/record terkait dengan informasi yang di perlukan. jadi catatan guru adalah alat untuk merekam yang di tulis oleh guru untuk kepentingan seperti mendokumentasikan sikap siswa
majalahguru profesional TEACHERS GUIDE. media pendidikan untuk guru, kepala sekolah, yayasan sekolah, pendidik, dan sekolah. Alamat Redaksi sebelumnya di Jati Padang V No. 10, Pasar Minggu-Jakarta Selatan telah pindah ke alamat baru: Kompleks Mutiara Duta Blok F.No6, Sukmajaya, DEPOK. Berlangganan, Telp. (021)68482422801.
Berdasarkanpermasalahan di atas, maka guru BK melalui bimbingan klasikal memberikan kegiatan yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa-siswa SMP Negeri 28 Semarang dengan membuat pohon harapan. Motivasi adalah suatu kekuatan atau dorongan dalam diri individu membuat individu tersebut bergerak, bertindak untuk memenuhi kebutuhan dan
Siswamempunyai kebebasan memilih apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran online atau tidak dalam hal ini tidak ada kewajiban bagi siswa untuk mengakses materi pembelajaran online. Pentingnya Peranan Guru Kristen dalam Membentuk Karakter Siswa Dalam Pendidikan Kristen. 5 Harapan Pelajar di Tahun Ajaran Baru. Susnya bagi kesehatan guru dan
Supardonoguru PPKn SMP 2 YPK Malang pada suryamalang.com, Rabu (16/3/2022). Alasan mengajak siswa membuat pohon harapan untuk motivasi belajar mereka agar mudah menerima pelajaran yang dilakukan di sekolah. Enam kisah itu berjudul Penuh Kerja Keras dan Pantang Menyerah Hingga Terbentuklah KFC.
Untukmenjadi guru yang baik, tentu kita juga harus memperhatikan apa kata siswa tentang kita, dan apa yang mereka inginkan pada kita, atau apa harapan mereka terhadap kita sebagai guru. Nah, meminta umpan balik dari siswa adalah salah satu cara yang bagus untuk dapat menginventaris keinginan dan harapan mereka akan kinerja kita sebagai guru di
REPUBLIKACO.ID, DEPOK -- Tahun ajaran baru 2022-2023 sudah dimulai sejak Rabu (20/7/2022). Sekolah SMP Prestasi Global Depok menggelar Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang diberi nama Harapan PresGo (Hari Awal Pengenalan Prestasi Global) pada Rabu (20/7/2022). Kegiatan itu diikuti oleh 25 siswa baru SMP Prestasi Global.
\n harapan siswa untuk guru
HarapanBangsa dapat lebih baik lagi dalam mendidik serta mengajar siswa berkebutuhan khusus, dan guru diharapkan pula untuk selalu aktif berkomunikasi antarpribadi dengan siswa. Pihak sekolah juga harus memperhatikan fasilitas yang ada di SLB Tunas Harapan Bangsa serta tidak lupa dibuatkan website khusus milik sekolah. Harapanterlintas di mata seorang Guru Pernah dihari dimana hari itu ada pengumuman beasiswa , padahal beasiswa itu diperuntukkan untuk siswa yang unggul di tiap - tiap kelasnya , tetapi beliau lebih untuk berdiskusi dulu kepada siswanya , setelah diskusi tercapai kita sepakat untuk memberikan Beasiswa itu kepada teman - teman di kelas kita SeYK1.